[artiste manque]

MLM

Posted in ngalor-ngidul by noname on 4 Juli 2011

Pola jejaring upline dan downline MLM.

Pola jejaring upline dan downline MLM.

sampai saat ini saya belum tertarik dengan model usaha yang berbasiskan MLM (multi level marketing). meskipun percaya bahwa usaha model “terbatas” semacam ini merupakan model usaha masa depan.

saya tahu, atau setidaknya pernah mendengar, model usaha MLM sejak masih di bangku SMA atau bahkan SMP tahun paruh dua awal 90-an. cukup lama jika ditarik waktu sampai sekarang bukan?!

yang jelas saya tahu tentang ini saat SMA. saat itu salah seorang teman ikut MLM yang menjual produk kesehatan. kemudian salah seorang mengikuti jejak langkahnya; jadi downline-nya. seingat saya tidak terlalu banyak yang ikut, mungkin hanya satu-dua orang saja yang tidak aktif mencari downline selanjutnya. saya sempat membeli salah satu produknya CRP atau tepung yang terbuat dari mata/ujung2 beras.

peristiwa yang sangat massif adalah ketika setahun kuliah di IAIN Sunan Kalijaga jogja. banyak teman-teman kuliah saya yang ikut MLM dan tentu saja semacam perang gerilya nan vulgar menawari saya untuk turut jadi downline-nya. mereka mengiming-imingi beragam bonus yang didapat jika saya bergabung dengan MLM-nya. wawawaw… menarik lo!

mungkin mereka, teman-teman saya yang mahasiswa itu, bergabung dengan MLM karena keinginan untuk mandiri. bukan karena mereka berasal dari keluarga biasa, niat mereka belajar mencoba mencari uang sendiri, mencoba tidak bergantung pada orang tua. bagus kan!! sungguh mulia.

IAIN adalah kampus yang berbasis agama. perihal MLM sempat menjadi bahasan atau seminar kelas angkringan. yang dibahas adalah apakah MLM haram atau halal?

pihak yang menganggap haram MLM berdasarkan pada tidak adanya barang nyata yang ditransaksikan, laiknya penjual dan pembeli. transaksi hanya bersandar pada keanggotaan. jadi akad bisnis/usaha tidak sah. sedang yang menganggap MLM halal bersandar pada mengajak berarti memberikan informasi. jadi di sini yang dijual adalah informasi tentang bisnis tersebut.

tapi sekarang MLM sudah sangat menjamur. saya kira perdebatan tentang halal-haram MLM sudah tidak mengemuka lagi. mungkin yang masih menjadi pembicaraan adalah apakah bisnis MLM riil seperti yang dijanjikan? bagi sebagian orang MLM adalah mesin mimpi; mengajak orang untuk bermimpi, untuk tidak mengatakan berkhayal, jadi orang kaya dengan sedikit kerja.

kalaupun sampai saat ini saya belum pernah bergabung dengan salah satu usaha MLM, lebih didasarkan pada SAYA BELUM MEMBUTUHKAN PRODUKNYA! bukan karena pengalaman kegagalan teman-teman saya di dunia MLM. itu saja.

Tinggalkan komentar